Sejenak merenungkan... ketika untuk kali pertama datang ke sebuah arena bermain. Dengan malu-malu aku bersama seorang temanku yang tampak lebih ceria menggandeng tanganku untuk ikut bermain... Kala itu aku begitu takutnya.. malu dan rendah diri. Dalam hati aku bertanya mengapa mereka bisa seceria itu. Aku masih terdiam.. tertegun memandang cerianya wajah polos mereka.. Kembali temanku mengajakku untuk ikut bermain.. “Ayo.. ikut main.. jangan takut.. ulurkan saja tanganmu.. pasti yang lain akan tau kalau kamu ingin berkenalan dan berteman dengan mereka..”. Dia meninggalkanku lagi dan melanjutkan permainannya...
Ada sedikit rasa iri mengapa dia cepat sekali memiliki teman.. Dengan ragu aku mulai memasuki arena bermain itu.. yah, sambil mengulurkan sedikit tanganku ke depan.. satu persatu aku datangi mereka yang asik bermain.. uluran tanganku semakin menciut karena tak berbalas.. mereka terlalu asik bermain...
Datanglah seseorang yang belum aku kenal sama sekali dan dengan tiba-tiba menarik tanganku keras-keras “ayo ke sini.. ikut bermain bersama kita..” dengan polosnya aku menjawab “aku takut..”. Kemudian dia terhenti dan mengatakan untuk membuang segala rasa takutku “coba ulurkan tanganmu lebih lebar lagi.. pasti akan banyak yang mau bermain sama kamu..” Dengan sedikit ragu aku lebarkan tanganku.. rasa rendah diri masih menghantui dalam diriku.. aku merasa penampilanku yang kotor dan kumuh bukan level mereka..... Dengan berat aku pasang wajah ceria seperti mereka.. dan kepura-puraanku ternyata tidak membawa mereka untuk berniat berteman denganku.. hanya beberapa anak saja yang mau menghampiriku untuk berkenalan.. untuk selanjutnya pergi kembali melanjutkan permainan mereka... sedih... apa yang harus aku lakukan.. aku tak tahu.. bahkan memutuskan untuk ikut bermain dengan merekapun aku tak sanggup..
Di sebuah sudut arena bermain itu aku menyendiri, mengamati satu persatu mereka.. dalam hati aku bertanya kembali “Haruskah aku pilih mereka untuk jadi temanku..?” Mungkin.. tapi siapa yang mau? Mereka pasti lebih memilih teman-teman lamanya daripada berteman dengan aku.. aku termenung.. entah berapa lama aku termenung sampai pada suatu saat aku dihampiri orang lain lagi yang tidak aku kenal.. Mungkin sudah sesak rasa dada ini sampai aku memberanikan diri untuk berkeluh kesah kepadanya. Dia jadi pendengar baikku.. aku punya teman.. teman baru.. Kemudian dia menegakkan dudukku.. membersihkan lenganku yang sedikit kotor dan menggandengku untuk ikut bermain dengan teman-temannya.. Disitulah aku turut merasakan keceriaan dan semangat dari anak-anak yang sederhana.. penuh percaya diri.. Di situlah aku temukan arti sebuah sahabat... Bahkan diantara mereka malah memintaku untuk jadi sahabat mereka.. satu.. dua.. tiga.. dan terus bertambah... sungguh mengharukan..
Masih.. aku takut untuk bermain lebih jauh lagi.. sahabat-sahabat baruku tak bosan mengajakku menjelajahi setiap sudut arena bermain itu.. Tapi tetap... aku tidak bisa belari ceria seperti mereka.. aku hanya bisa berjalan.. Mungkin itu yang sedikit membesarkan hatiku... paling tidak aku sudah berpindah tempat.. paling tidak aku sudah ikut bermain dengan sahabat-sahabat baruku..
Tibalah pandanganku kepada seorang anak yang berpenampilan rapi.. tapi ada sesuatu yang membuatku marah dengan apa yang dia omongkan saat itu.. spontan aku teriak... aku tidak setuju.. entah apa yang aku teriakkan akan membuat dia dan teman-temannya marah atau tidak.. aku tidak memperdulikannya.. aku pergi.. berjalan lagi.. tapi dia mengikutiku.. menjabat tanganku dan ingin berteman denganku.. sekali lagi aku terharu.. sampai suatu saat aku perpikir bahwa sebenarnya tidak ada orang marah di sini... yang mereka inginkan hanyalah berteman... sama seperti yang aku cari selama ini..
Waktu berjalan sangat cepat.. namun terasa sangat lambat buatku.. 60 hari terasa setahun... mmm.. mungkin lebih.. Pada titik ini aku berpikir kembali... sesuatu yang pernah dimulai, suatu saat haruslah diakhiri... suatu pertemuan haruslah ada perpisahan.. Akankah aku tinggalkan sahabat-sahabat baruku..? Aku sadar itu.. dan itulah yang sekarang ini aku takutkan... Aku masih belum mau meninggalkan mereka... berat bagiku saat ini... Aku tidak tahu.. kapan waktuku akan datang menjemputku..
Terimakasih sahabat-sahabatku... Mungkin cuma itu yang bisa aku berikan kepada kalian... yang telah setia menemaniku selama 60 hari aku bermain di sini...
Gambar atas
Gambar tengah kiri
Gambar tengah kanan
Gambar bawah
Cerita di atas hanya fiksi belaka. Kata "sahabat baruku" atau "sahabat-sahabatku" mewakili anda semua yang pernah mengunjungi blog ini.
Ada sedikit rasa iri mengapa dia cepat sekali memiliki teman.. Dengan ragu aku mulai memasuki arena bermain itu.. yah, sambil mengulurkan sedikit tanganku ke depan.. satu persatu aku datangi mereka yang asik bermain.. uluran tanganku semakin menciut karena tak berbalas.. mereka terlalu asik bermain...
Datanglah seseorang yang belum aku kenal sama sekali dan dengan tiba-tiba menarik tanganku keras-keras “ayo ke sini.. ikut bermain bersama kita..” dengan polosnya aku menjawab “aku takut..”. Kemudian dia terhenti dan mengatakan untuk membuang segala rasa takutku “coba ulurkan tanganmu lebih lebar lagi.. pasti akan banyak yang mau bermain sama kamu..” Dengan sedikit ragu aku lebarkan tanganku.. rasa rendah diri masih menghantui dalam diriku.. aku merasa penampilanku yang kotor dan kumuh bukan level mereka..... Dengan berat aku pasang wajah ceria seperti mereka.. dan kepura-puraanku ternyata tidak membawa mereka untuk berniat berteman denganku.. hanya beberapa anak saja yang mau menghampiriku untuk berkenalan.. untuk selanjutnya pergi kembali melanjutkan permainan mereka... sedih... apa yang harus aku lakukan.. aku tak tahu.. bahkan memutuskan untuk ikut bermain dengan merekapun aku tak sanggup..
Di sebuah sudut arena bermain itu aku menyendiri, mengamati satu persatu mereka.. dalam hati aku bertanya kembali “Haruskah aku pilih mereka untuk jadi temanku..?” Mungkin.. tapi siapa yang mau? Mereka pasti lebih memilih teman-teman lamanya daripada berteman dengan aku.. aku termenung.. entah berapa lama aku termenung sampai pada suatu saat aku dihampiri orang lain lagi yang tidak aku kenal.. Mungkin sudah sesak rasa dada ini sampai aku memberanikan diri untuk berkeluh kesah kepadanya. Dia jadi pendengar baikku.. aku punya teman.. teman baru.. Kemudian dia menegakkan dudukku.. membersihkan lenganku yang sedikit kotor dan menggandengku untuk ikut bermain dengan teman-temannya.. Disitulah aku turut merasakan keceriaan dan semangat dari anak-anak yang sederhana.. penuh percaya diri.. Di situlah aku temukan arti sebuah sahabat... Bahkan diantara mereka malah memintaku untuk jadi sahabat mereka.. satu.. dua.. tiga.. dan terus bertambah... sungguh mengharukan..
Masih.. aku takut untuk bermain lebih jauh lagi.. sahabat-sahabat baruku tak bosan mengajakku menjelajahi setiap sudut arena bermain itu.. Tapi tetap... aku tidak bisa belari ceria seperti mereka.. aku hanya bisa berjalan.. Mungkin itu yang sedikit membesarkan hatiku... paling tidak aku sudah berpindah tempat.. paling tidak aku sudah ikut bermain dengan sahabat-sahabat baruku..
Tibalah pandanganku kepada seorang anak yang berpenampilan rapi.. tapi ada sesuatu yang membuatku marah dengan apa yang dia omongkan saat itu.. spontan aku teriak... aku tidak setuju.. entah apa yang aku teriakkan akan membuat dia dan teman-temannya marah atau tidak.. aku tidak memperdulikannya.. aku pergi.. berjalan lagi.. tapi dia mengikutiku.. menjabat tanganku dan ingin berteman denganku.. sekali lagi aku terharu.. sampai suatu saat aku perpikir bahwa sebenarnya tidak ada orang marah di sini... yang mereka inginkan hanyalah berteman... sama seperti yang aku cari selama ini..
Waktu berjalan sangat cepat.. namun terasa sangat lambat buatku.. 60 hari terasa setahun... mmm.. mungkin lebih.. Pada titik ini aku berpikir kembali... sesuatu yang pernah dimulai, suatu saat haruslah diakhiri... suatu pertemuan haruslah ada perpisahan.. Akankah aku tinggalkan sahabat-sahabat baruku..? Aku sadar itu.. dan itulah yang sekarang ini aku takutkan... Aku masih belum mau meninggalkan mereka... berat bagiku saat ini... Aku tidak tahu.. kapan waktuku akan datang menjemputku..
Terimakasih sahabat-sahabatku... Mungkin cuma itu yang bisa aku berikan kepada kalian... yang telah setia menemaniku selama 60 hari aku bermain di sini...
Gambar atas
Gambar tengah kiri
Gambar tengah kanan
Gambar bawah
Cerita di atas hanya fiksi belaka. Kata "sahabat baruku" atau "sahabat-sahabatku" mewakili anda semua yang pernah mengunjungi blog ini.
ternyata bakat juga bikin fiksi. top markotop
BalasHapusom dibuat ebook bisa juga tuh..hehehe.
BalasHapuswah.. cerita dari awal ngeblog ya kang?
BalasHapusaku terharu membacanya dan sedih mendengarnya dan bahagia akan kisah akhirnya, apakah aku harus seperti itu sementara yang lain siap menerima uluran tanganku lalu dimanakah engkau selama ini, aku hanya orang kecil yang mau bertaman denganmu jadi terimalah senyumku sebagai tanda sahabat dariku
BalasHapushuehuehue... jadi terharu saya kang melihat perjalanan bloggingnya... :p
BalasHapus::Diinjek::
Jadi terharu....
BalasHapusternyata angka .::satu:.. adalah Blognya MIke, .::dua::. adalah Blogku..dan .::tiga::. adalah blognya Oeoes, dan dari temen2 yang disebutkan diatas...ternyata sama dengan temen bermain yang aku punya..yang selalu deket bermain bersamaku termasuk Om Rias...
salut ama postingnya...
Oh iya, aku baru klik temen yang paling pertama di sebut itu..baru kenalan..
and...semua bisa dikerjakan sambil jalan...jadi teteplah bermain danmulailah manajemen waktu..aku sedang berlatih juga nih Om...:D
Hiks jadi terharu aku ternyata disebut, juga teman-teman lainnya, seperti kang firdaus, mbak jovie, mas wendra.
BalasHapusmakasih kang aku sungguh terharu, udah dulu komennya ya kang aku mau nangis dulu, hiks-hiks huaahuaahuaa..
hiks hiks...ikutan Kang oeoes nangis, soalnya aku gak disebut...hua hua....
BalasHapusWaduh.. saya pernah membuat mas Rias marah ya?? Jadi bingung....
BalasHapusMari kita tetap bermain mas, bagaimanapun keadaannya. Bukankah di setiap dunia penuh dengan perbedaan???
Sekali lagi saya minta maaf kalo ada yang tak berkenan di hati mas atas keberadaan saya...
Salam..
Sambil terus duduk di ujung ruangan. Masih diam. Memandangi area bermain tempat kita bermain. Hati ini berkata "aku menikmati bermain denganmu kawan, tapi...".
BalasHapusMasih terus duduk di sudut ruang, Masih diam. Dan dalam hati kembali bertanya "Masihkah jadi sahabatku, jika aku tidak lagi ikut bermain?. Semangatku masih cukup besar untuk bermain, tapi apa daya kakiku kini lumpuh sebelah."...
Lagi, terduduk di ujung ruang, kali ini dengan sedikit tetes air mata, hatiku kembali berbisik "Semoga masih"...
bermain membuat kita makin panjang usia dan tetap awet tua.heee
BalasHapusaku sih asyik asyik aja.
BalasHapushobi saya bermain makanya bloon gak pinter pinter :P
BalasHapushehehe, tiap orang ternyata punya cerita yang aneh ya...
BalasHapussalam
bingung..karena sebuah ketakutan akan ditinggalkan..saya pun demikian kang..bingung..:-/
BalasHapusSemoga saya menjadi teman yang baik untuk akang.. semoga..... seya masih bermain di arena permainan itu....tertawa....bersedih....mencari ilmu.... entah kang ........ sampai kapan juga saya masih di tempat itu...hix... hix... hix hix....
BalasHapusaku mau lho jadi temenmuu....
BalasHapusaku janji deh mau ngajak main..
janji gak bikin marah deehhh...
paling2 ya sekali2 ngerusui...
ndak papa tooo..??
mantep bngt, pengalaman ngeblog yang dikemas dengan cerita yang cukup indah.
BalasHapusoiy kan, link udh aku add. thks yow :)
wah...mas rias,mike jg jd pengen bkin cerita pengalaman ngeblog sperti ini..cm sulit untuk merangkai jd satu cerita..:)
BalasHapustetep smangat yo mas..en jangan ragu utk mencari teman2 lainnya..thx bgt mike dah disebutin..^^,
wah bagus banget merangkai katanya, panjang pula hehehehe, saya paling ngga bisa nulis panjang2
BalasHapusHebat jg nih kang riasmaja bercerita, mas gimana kalo bikin buku aja tentang fiksi, kan lumayan duit yg didapat. Terus jgn lp kalo bikin buku bkn jg versi bhs inggrisnya, biar bisa di jual di amazon.com. hehehe
BalasHapushi lam kenal......aku hary, wah ceritanya asyik juga. bikin lagi dong.... kalo sudah banyak entar bikin cerpen aja, siapa tau bisa jadi cerita sinetron lepas Televisi. kan ayiktuh......TOP banget deh.
BalasHapuskalo bicara pengalaman ngeblog...bingung mau nanya kesiapa, temen ngga punya blog...akhirnya buku ngeblog jadi sasarannya...3 buku sekaligus jadi bahan bacaan......sekarang lumayan.
BalasHapusSeorang sahabat selalu punya arti lebih di hati dan kehidupan kita bukan ?
BalasHapusuluran tanganmu tak berbalas karna lg gatal2 makanya cepet beli obat jangan km kira itu pertanda datangnya rizki...hheee
BalasHapuskok renungannya 60 hari om???bukannya ngeblognya udah lama ya???
BalasHapus